Pernah nggak membayangkan apa yang akan terjadi kalau kamu pulang ke rumah dan orang tua (plus adik-kakak) kamu sudah nggak ada? Menghilang begitu saja, nggak tahu ke mana. Premis inilah yang membuatku tertarik untuk menonton The Society, serial remaja terbaru dari Netflix.
Sekelompok anak SMA pergi karya wisata dengan menaiki bis. Tapi karena cuaca buruk dan longsor, mereka terpaksa pulang lagi. Sampai di kotanya, mereka heran karena orang tua mereka tidak ada di rumah. Adik-kakak mereka pun tidak ada. Bahkan nggak ada siapapun di kota itu selain mereka yang turun dari bis.
Selayaknya remaja (Amerika) ketika orang tua tidak ada, mereka berpesta semalaman. Tapi keesokan harinya ketika orang tua mereka masih belum juga bisa dihubungi, mereka mulai khawatir. Ternyata mereka benar-benar terisolasi dari dunia luar. Kota tersebut dikelilingi oleh hutan. Mereka bisa saling menelepon dan mengirim SMS, tapi tidak bisa tersambung ke internet. TV tidak ada saluran yang menyala. Akhirnya mereka menyadari kalau mereka harus berusaha untuk bertahan hidup tanpa bantuan dari siapapun.
Baca juga: 5 Acara Netflix Favoritku
Kalau kamu pernah baca novel The Lord of the Flies karya William Golding, kamu mungkin familiar dengan plot cerita The Society ini: sekelompok remaja terpisah dari orang tua dan terisolasi dari dunia luar harus berusaha bertahan hidup dengan membuat pemerintahan mereka sendiri. The Society membuktikan bahwa mengatur orang banyak itu memang tidak gampang. Ada banyak intrik politik disajikan di serial ini, tentunya dengan dibumbui cerita-cerita khas remaja Amerika: cinta, seks, narkoba, dan senjata api.
Cerita yang disajikan oleh The Society ini cukup menarik. Akting dari para aktornya juga bagus dan meyakinkan. Hanya saja ada beberapa kelemahan yang menurutku agak sedikit mengganggu:
- Terlalu banyak adegan seks. Aku pribadi sebenarnya nggak terlalu mempermasalahkan adegan seperti ini, tapi kalau kebanyakan ya nggak enak juga. Durasinya bisa dialokasikan untuk adegan lain kan?
- Aktornya didominasi oleh orang kulit putih yang mirip-mirip, jadi susah membedakannya. Beberapa episode pertama mungkin kamu juga bakal sedikit bingung membedakan para karakternya, terutama karakter-karakter sekunder. Memang ada beberapa tokoh kulit hitam, keturunan Asia Timur, dan ada tokoh berhijab juga, tapi yang kulit putih jauh lebih banyak. Tapi aku pernah baca di Tumblr bahwa pada kenyataannya penduduk di kota kecil di Amerika memang komposisinya seperti itu, jadi secara representatif sudah cukup.
- Terlalu banyak pertanyaan yang pada akhirnya tidak terjawab. Apa yang sebenarnya terjadi pada para remaja ini? Sebenarnya mereka di mana? Ke mana para orang tua? Sampai episode terakhir, pertanyaan-pertanyaan ini masih belum terjawab. Jika Netflix memutuskan untuk tidak melanjutkan The Society ke musim kedua, berarti kita tidak akan pernah mendapatkan jawaban yang pasti. Sayang sekali.
Kalau kamu sudah mudik dan di kampung halamannya nggak ada kerjaan, The Society ini bisa kamu tonton untuk membunuh waktu. Ceritanya nggak menguras emosi dan bisa kamu tonton dengan tanpa beban (nggak kayak Stranger Things gitu lah…)
Kalau kamu sudah nonton, share yuk di kolom komentar siapa tokoh favorit kamu di The Society. Kalau favoritku sih Grizz. Lucu-lucu lembut gimanaaa gitu hehe ?
(Gambar diambil dari Netflix)
1 Comment
[…] Baca juga: Rekomendasi Tontonan di Netflix: The Society […]
1 July 2019 at 11:29 AM