Banyak yang bilang menjamurnya situs jejaring sosial dan media sosial di internet mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut?
Buat aku pribadi, mengenai jauh atau dekatnya kita dengan orang lain itu tergantung niat kita sendiri.
Aku pernah membaca tulisan seseorang di Tumblr tentang orang-orang di restoran yang cuek dengan keadaan sekitar dan malah asyik dengan gadget-nya masing-masing. Ada orang lain yang membalas bahwa jaman dulu ketika gadget belum diciptakan juga orang-orang di restoran tetap cuek terhadap keadaan sekitar kok, hanya saja dulu orang-orang itu baca koran alih-alih gadget.
Aku setuju dengan jawaban orang itu. Banyak yang mengeluhkan acara kumpul-kumpul dengan teman sekarang jadi tidak asyik karena masing-masing sibuk dengan gadget. Kalau kata aku sih itu mah teman kamu saja yang kurang peka hehe…
Selama kita masih bisa berinteraksi secara langsung, keberadaan media sosial menurutku tidak jadi masalah. Selama kita masih bisa bertindak bijaksana, aktif di media sosial malah bisa jadi kegiatan yang positif dan berguna.
Sayangnya, mudahnya membuat akun medsos membuat banyak orang bisa bersembunyi di balik perisai anonimitas sehingga mereka bisa seenaknya mengeluarkan pendapat yang bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman. Kita harus menanamkan di benak kita bahwa dunia nyata dan dunia maya sebaiknya diperlakukan (hampir) sama. Sebelum mengetik, tanyakan dulu pada diri sendiri “Seandainya aku sedang berhadapan dengan orang ini di dunia nyata, apakah aku mampu mengatakan kata-kata ini secara langsung?” Kalau misalnya kamu nggak mungkin bilang “Kamu gendut!” ke orang lain secara langsung di hadapannya, ya seharusnya kamu juga tidak komentar seperti itu di medsos. Sesimpel itu lho sebenarnya.
Ini juga berlaku untuk tulisan yang kita bagikan. Tidak semua yang kita pikirkan harus diketahui orang lain kan? Apalagi di medsos yang terbuka dan orang asing bisa lihat. Aku kadang agak cemas melihat para orang tua yang terlalu banyak share tentang anaknya yang masih kecil. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, sekolahnya di mana, dll. Ini kan bisa jadi hal yang bahaya. Kalau ada orang jahat yang mau menculik kan gampang banget, tinggal jemput aja ke sekolahnya, sebutin nama lengkap anaknya, kalau pihak sekolah tidak hati-hati kan bisa berabe ☹️ (Aku lebih khawatir lagi dengan guru TK yang eksis di medsos dan suka upload foto-foto siswanya tanpa ijin dulu dengan orang tua, but that’s a story for another time).
Intinya, bijaklah dalam bermedsos. Jangan oversharing. Harus pintar-pintar memfilter konten dan komentar. Ingat: akunmu, harimaumu.
*Gambar diambil dari Unsplash dan diedit seperlunya