Category: Ramadhana Kecil

  • Alasan Mengapa Kinas Tidak Ditindik & Pakai Anting

    Alasan Mengapa Kinas Tidak Ditindik & Pakai Anting

    “Lho? Anaknya cewek toh… Kirain cowok. Abis nggak pakai anting sih.”

    Sudah berapa kali kalimat semacam itu aku dengar. Banyak yang mengira kalau Kinas ini cowok hanya karena kupingnya nggak pakai anting. Pernah di satu acara nikahan kolega ayahnya Kinas ada seorang teman yang tanya “Eh ini cowok kan?” padahal Kinas pakai dress batik & sepatu pink. Rude, dude. You don’t get to assume anybody’s gender, let alone a baby’s ??‍♀️

    Jadi, mengapa Kinas tidak ditindik & pakai anting? (more…)

  • #BPN30dayChallenge2018 Day 8 – Yang Wajib Ada di Dalam Tas

    #BPN30dayChallenge2018 Day 8 – Yang Wajib Ada di Dalam Tas

    Topik hari kedelapan dari #BPN30dayChallenge2018 ini adalah topik favoritku: isi tas! Hahahaha… Kalau kamu niat banget kepo postingan lama di blog ini, kamu akan menemukan beberapa postingan lama tentang isi tas. Topik ini menarik karena isi dan jenis tas yang aku bawa ke mana-mana berubah seiring berjalannya waktu. Tas waktu kuliah isinya berbeda dengan tas ketika PPL, misalnya. Tas waktu belum punya anak juga tentunya isinya berbeda dengan tas setelah punya anak. (more…)

  • #BPN30dayChallenge 2018 Day 7 – Teruntuk Kinas Kesayangan Ibu

    #BPN30dayChallenge 2018 Day 7 – Teruntuk Kinas Kesayangan Ibu

    Kinas sayang,

    Hampir enam bulan kita bersama. Baru enam bulan atau sudah enam bulan? Yang jelas enam bulan ini sama-sama terasa sebentar sekaligus terasa lama. Sebentar karena tiba-tiba saja kamu sudah jauh lebih besar dan berat; lama karena rasanya seolah Ibu sudah mengenalmu seumur hidup Ibu. (more…)

  • [LIFE] (Hampir) 3 Bulan Pertama Sebagai Seorang Ibu

    [LIFE] (Hampir) 3 Bulan Pertama Sebagai Seorang Ibu

    Sudah hampir tiga bulan aku jadi seorang ibu. Tadinya aku berencana untuk rajin menulis pengalaman ini setiap bulan, tapi rasa malas ternyata memang musuh paling berat ya? Akhirnya niat dan pemikiran baru terkumpul sekarang, di usia Kinas yang menginjak 11 minggu 4 hari. Tapi seperti yang sering dibilang orang, “better late than never“, jadi mari silahkan disimak curhatanku kali ini.

    Di bulan ketiga ini, aku mulai percaya diri dengan kemampuan parenting-ku. Aku sudah mulai jago memprediksi kapan popok harus diganti dan juga cara cepat membersihkan pantat Kinas saat ganti popok supaya kalau ternyata BAB-nya belum beres, setidaknya dia tidak menyemprotku lagi (ini betulan pernah terjadi lho… tepatnya di bulan kedua. Dan bukan cuma sekali ?). Satu-satunya yang masih aku anggap sulit adalah menggendong tanpa gendongan, karena Kinas tiap hari bertambah berat dan aku bertambah tua, jadi makin ke sini makin kesusahan *tutup muka*.

    Tapi aku dan suami juga makin percaya diri membawa-bawa Kinas pergi. Kalau dulu kami hanya bisa ke tempat yang bisa disambangi dengan membawa stroller, sekarang kami berani membawa Kinas hanya bermodal gendongan saja. Waktu tanggal 17 Agustus kemarin malah kami membawa Kinas ke undangan pernikahan dengan mengandalkan gendongan lho! Ya… walaupun agak sedikit repot sih karena waktu mau makan harus gantian menggendong Kinas.

    Hal lain yang masih sering membuat kaget adalah penemuan-penemuan kami terhadap cikal bakal sifat Kinas. Beberapa hari terakhir ini Kinas sering menyusu sambil mengomel. Dia juga pernah mengamuk kesal karena tidak bisa meraih mainan yang bergelantungan di play gym-nya. Aku kurang tahu ya apakah sifat seseorang itu nature atau nurture, tapi kalau dilihat-lihat sepertinya sifat gede ambek dan cepat kesalnya Kinas ini menurun dariku. Kata Ibu, dulu waktu kecil aku sering marah-marah dan membanting dot kalau sudah kosong. Yang aku mau, dot itu selalu ada isinya. Nah lho… Bagaimana ya caranya menghadapi anak yang gampang marah? Hehe… Ya mudah-mudahan seiring berjalannya waktu sifat gampang marah ini bisa sedikit dikurangi ?

    Baca juga: Empat Minggu Pertama Sebagai Seorang Ibu

  • [LIFE] Empat Minggu Pertama Sebagai Seorang Ibu

    [LIFE] Empat Minggu Pertama Sebagai Seorang Ibu

    Wow gak kerasa ya ternyata udah empat minggu berlalu sejak hari di mana aku harus ngerasain kedinginan & sendirian di ruang tunggu operasi. Tadinya aku mau nulis birth experience dulu, tapi rasanya aku masih terlalu emosional untuk nulis tentang pengalaman yang cukup bikin down itu. Jadi, kali ini aku mau cerita dulu apa aja yang aku rasakan selama empat minggu pertama sebagai seorang ibu.

    Hal pertama yang aku rasakan adalah: kaget. Ternyata hamil selama 40 minggu gak bikin aku bener-bener sadar 100% bahwa akan ada manusia kecil yang bergantung sepenuhnya sama aku. Di hari-hari pertama selama di rumah sakit mungkin bisa dibilang cukup ringan, karna ada saat-saat di mana Kinas dibawa suster untuk observasi. Dan itu bisa makan waktu berjam-jam, jadi aku bisa tidur & istirahat sejenak sebelum Kinas dikembaliin ke aku. Tapi begitu pulang ke rumah (rumah Ibu, tepatnya), wow it got very real! Empat malam aku gak tidur karna sepertinya Kinas mengalami growth spurt-nya yang pertama. Dan itu jatuhnya di malam takbiran pula, jadi pas Lebaran aku ngerasa kurang tidur banget. Untung Lebaran di Bandung, bukan di Lampung. Di Bandung Lebarannya bisa dibilang rada nyantai lah dibanding di Lampung. Aku bahkan bisa tidur siang sebentar pas Kinas tidur. Tapi malemnya lanjut dong begadang lagi :’)

    Hal kedua yang aku rasakan: baby blues. Aku udah ancang-ancang & membekali diri dengan pengetahuan yang cukup banyak tentang baby blues ini, termasuk perbedaan antara baby blues yang normal dengan yang masuk ke kategori postpartum depression. Di empat malem begadang itu aku sempet bertanya-tanya “Apakah ini PPD?” karna aku sempet ngerasa down banget. Tapi di siang harinya alhamdulillah aku biasa lagi. Dan rasa-rasa itu mulai hilang sekitar 2 minggu setelah melahirkan, jadi ternyata itu cuma baby blues biasa.

    Hal ketiga yang aku rasakan: haru. Ya Allah.. si mungil ini anakku lho! Aku! Yang ubun-ubunnya wangi, yang senyumnya manis, yang kalo nangis mukanya sampe merah banget, yang matanya bulat penuh, yang pipinya empuk kayak permen Yupi. Ah gemesnya!

    Hal keempat yang aku rasakan: kuatir. Ada saat-saat hening ketika aku menyusui Kinas malem-malem. Aku liatin mukanya & aku sadar kalo suatu hari nanti dia bakal ngalamin patah hati. Suatu hari nanti dia bakal mandiri & pergi-pergi sendiri tanpa aku. Suatu hari nanti dia bakal kuliah jauh. Masih lama banget sih tapi kok aku udah mulai sedih & kuatir? ?

    Hal kelima yang aku rasakan: syukur. Alhamdulillah selama hamil gak pernah ada masalah berarti. Melahirkannya pun walau gak sesuai dengan apa yang udah direncanakan, tapi bisa dibilang tetap lancar. Dan sekarang pun Kinas sehat. Mungkin akunya aja yang masih belum adaptasi 100% dengan perubahan ritme kehidupan, tapi overall semua baik-baik aja. Kami baik-baik aja. Dan aku bersyukur banget.

    Kehadiran Kinas di hidupku adalah bukti kongkrit kalo kadang hidup itu emang gak bisa diprediksi. Hidup ini penuh kejutan. And I’ll embrace it wholeheartedly?