Category: ID

  • [LIFE] (Hampir) 3 Bulan Pertama Sebagai Seorang Ibu

    [LIFE] (Hampir) 3 Bulan Pertama Sebagai Seorang Ibu

    Sudah hampir tiga bulan aku jadi seorang ibu. Tadinya aku berencana untuk rajin menulis pengalaman ini setiap bulan, tapi rasa malas ternyata memang musuh paling berat ya? Akhirnya niat dan pemikiran baru terkumpul sekarang, di usia Kinas yang menginjak 11 minggu 4 hari. Tapi seperti yang sering dibilang orang, “better late than never“, jadi mari silahkan disimak curhatanku kali ini.

    Di bulan ketiga ini, aku mulai percaya diri dengan kemampuan parenting-ku. Aku sudah mulai jago memprediksi kapan popok harus diganti dan juga cara cepat membersihkan pantat Kinas saat ganti popok supaya kalau ternyata BAB-nya belum beres, setidaknya dia tidak menyemprotku lagi (ini betulan pernah terjadi lho… tepatnya di bulan kedua. Dan bukan cuma sekali ?). Satu-satunya yang masih aku anggap sulit adalah menggendong tanpa gendongan, karena Kinas tiap hari bertambah berat dan aku bertambah tua, jadi makin ke sini makin kesusahan *tutup muka*.

    Tapi aku dan suami juga makin percaya diri membawa-bawa Kinas pergi. Kalau dulu kami hanya bisa ke tempat yang bisa disambangi dengan membawa stroller, sekarang kami berani membawa Kinas hanya bermodal gendongan saja. Waktu tanggal 17 Agustus kemarin malah kami membawa Kinas ke undangan pernikahan dengan mengandalkan gendongan lho! Ya… walaupun agak sedikit repot sih karena waktu mau makan harus gantian menggendong Kinas.

    Hal lain yang masih sering membuat kaget adalah penemuan-penemuan kami terhadap cikal bakal sifat Kinas. Beberapa hari terakhir ini Kinas sering menyusu sambil mengomel. Dia juga pernah mengamuk kesal karena tidak bisa meraih mainan yang bergelantungan di play gym-nya. Aku kurang tahu ya apakah sifat seseorang itu nature atau nurture, tapi kalau dilihat-lihat sepertinya sifat gede ambek dan cepat kesalnya Kinas ini menurun dariku. Kata Ibu, dulu waktu kecil aku sering marah-marah dan membanting dot kalau sudah kosong. Yang aku mau, dot itu selalu ada isinya. Nah lho… Bagaimana ya caranya menghadapi anak yang gampang marah? Hehe… Ya mudah-mudahan seiring berjalannya waktu sifat gampang marah ini bisa sedikit dikurangi ?

    Baca juga: Empat Minggu Pertama Sebagai Seorang Ibu

  • Eid Mubarak!

    Eid Mubarak!

    Eid mubarak, semuanya! Posting singkat saja nih, hanya untuk mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Adha 1439H”. Selamat berkumpul dengan keluarga sambil bakar-bakar sate 🙂

    Salam dari Ibu, Ayah, dan Kinas.

    Baca juga: Eid Al Adha 2011

  • Makan Murah dan Enak di Tera Suki dengan Fave

    Makan Murah dan Enak di Tera Suki dengan Fave

    Aku udah lupa gimana awalnya, tapi yang jelas sekarang udah jadi sebuah agenda rutin untuk jajan suki dan barbeque tiap bulan sama Geng Nyelup, yang terdiri dari aku, suami, Sutin, & Cidrads. Tiap abis gajian, pasti langsung janjian. Dan kebetulan nih bulan ini aku tertarik untuk nyobain aplikasi Fave. Dan pilihan restonya pun jatuh ke Tera Suki.

    Buat kamu-kamu yang tinggal di Bandung atau yang sering ke Bandung, pasti tau dong sama Jalan Burangrang? Sebelum Bandung jadi pusat wisata kuliner, Jalan Burangrang ini udah terkenal duluan. Kamu tau Batagor Riri? Nah letaknya tuh di jalan ini. Tera Suki juga letaknya di jalan ini, tepatnya di Jalan Burangrang No 42 lantai 2, di atas Martabak San Fransisco (yang kamu juga pasti udah hapal.)

    Tera Suki ini bisa dibilang lumayan simpel. Menu yang ditawarkan nggak macem-macem tapi cukup lengkap. Tempatnya juga adem & terbuka. Resto suki kan biasanya panas tuh karna banyak kompor, tapi di Tera Suki ini terbuka & banyak jendelanya, jadi gak usah kuatir hareudang.

    Harga makanan & minumannya tergolong murah, tapi rasanya gak kalah sama resto suki yang lebih high class & mahal. Ada menu paket lengkap yang udah sama minumnya, ada juga menu lepas atau untuk nambah di luar paket. Minumnya juga bisa refill.

    Baca juga: Dinner in Donwoori

    Kalo mau nyicipin suki & barbeque di Tera Suki, aku saranin nih kamu coba beli dulu voucher di aplikasi Fave. Menu paketan yang udah hemat itu bisa jadi makin hemat kalo kamu beli voucher-nya via Fave. Itu kemarin aku beli voucher seharga 99rb & dapet paketan super kenyang buat berdua (kita berempat jadi beli voucher-nya dua). Kamu juga bisa daftar akun Fave lewat link ini biar dapet potongan 10rb untuk pembelian voucher pertama lewat aplikasinya. Bukan cuma voucher Tera Suki aja lho yang bisa kamu beli. Selain makanan, ada juga voucher untuk massage/spa, berenang, karaoke, dll. Cocok banget buat kamu yang BPJS (Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita) kayak aku & Geng Nyelup ?

    Anyway, ini lho Geng Nyelup itu. Ada nyempil satu anak bayi di tengahnya. Hihihihi…

  • My Breastfeeding Essentials: 5 Barang yang Membantu Saat Menyusui

    My Breastfeeding Essentials: 5 Barang yang Membantu Saat Menyusui

    Tanggal 6 Agustus kemarin itu tepat 2 bulan aku jadi ibu menyusui, bertepatan juga dengan World Breastfeeding Week yang jatuh di tanggal 1-7 Agustus. Postingan tentang pengalamanku memakai 5 barang yang membantu saat menyusui ini tadinya mau aku posting di minggu itu, tapi ternyata kalau punya bayi itu memang jadwal yang sudah dibuat bisa buyar begitu saja ya, jadi aku baru sempat mengumpulkan & mengedit gambar serta menulis postingan ini sekarang ?

    Anyway

    Pengalaman menyusuiku sejauh ini naik-turun. Di awal sempat cukup bikin stres karena puting lecet. Lalu sekitar minggu keempat sempat terjadi pembengkakan yang bikin aku sampai masuk IGD. Di minggu-minggu awal itu aku & Kinas sempat kesulitan dalam perlekatan, sedangkan Kinas menyusunya cukup kuat, jadi berakibat sesi menyusui bisa sampai 2 jam dengan keadaan aku yang kesakitan. Sempat terpikir untuk menyerah, tapi kasihan sama Kinas, jadi aku bertekad untuk tetap lanjut. Alhamdulillah memasuki bulan kedua kami mulai menemukan ritme yang pas & aku mulai merasa nyaman.

    Menyusui itu walaupun nampaknya hanya urusan antara ibu & anak, tapi ternyata faktor pendukungnya banyak lho. Selain dukungan dari keluarga (terutama suami), 5 hal ini juga sangat membantuku saat menyusui.

    1. Tanktop/Kamisol Menyusui

    Sejak masih hamil, aku sudah menyetok sekitar setengah lusin bra menyusui. Di minggu-minggu awal, aku pakainya itu. Tapi suhu Bandung di malam hari selama beberapa bulan terakhir ini luar biasa dingin & tiap sesi menyusui malam-malam aku selalu kedinginan. Aku mencoba memakai kamisol menyusui. Bentuknya lebih mirip tanktop tapi dengan bukaan di bagian payudara untuk memudahkan dalam menyusui. Bahannya juga menempel di badan sehingga rasanya seperti dipeluk. Dengan kamisol ini aku juga jadi tidak harus pakai atasan dengan kancing di dada untuk akses menyusui. Aku tetap bisa pakai setelan andalan (kaus oblong+celana), jadi lebih praktis kalau mau menyusui. Tinggal tarik ke atas & buka kancing kamisolnya, selesai deh. Tidak kuatir perut & punggung terlihat.

    2. Bantal Menyusui

    Bantal menyusui ini adalah barang yang tidak kukira akan dibutuhkan. Di minggu-minggu awal menyusui, aku 100% mengandalkan tangan untuk menahan Kinas. Dan ternyata… pegal, bok! ? Sekarang bantal menyusui ini selalu ada bersamaku (kecuali kalau pergi ke mall ya, soalnya bantal menyusui ini luar biasa besar ukurannya jadi agak repot juga. Hehe…)

    3. Aplikasi HOOQ

    Kadang menyusui bisa jadi hal yang membosankan ketika anak sudah mulai terkantuk. Untuk mengurangi rasa bosan, aku biasanya menonton serial yang lucu-lucu. Lumayan untuk mengusir rasa kantuk juga ketika sesi menyusui tengah malam. Di HOOQ ini ada banyak serial TV & film lokal maupun luar negeri. Aku sudah menamatkan Preman Pensiun, sekarang baru akan memulai Marvel’s Cloak & Dagger.

    4. Aplikasi Baby+

    Ketika hamil dulu, aku pakai aplikasi Pregnancy+ untuk melacak kehamilan. Setelah Kinas lahir, aku lanjut pakai Baby+ yaitu aplikasi dari pengembang yang sama untuk melacak & mencatar perkembangan bayi. Di aplikasi ini ada banyak tips, trik, & info parenting. Selain itu aku juga bisa mencatat kapan Kinas terakhir menyusu, berapa lama durasinya, & di payudara yang sebelah mana. Ini sangat berguna karena kadang aku lupa payudara sebelah mana yang terakhir dipakai. Padahal kan seharusnya menyusui itu bergantian payudaranya, untuk menghindari penumpukan ASI yang berujung pada pembengkakan. Selain mencatat sesi menyusui, di aplikasi ini juga kita bisa mencatat sesi tidur & penggantian popok. Fasilitasnya cukup lengkap di dalam satu aplikasi ini saja.

    5. Kenalog in Orabase

    Waktu di minggu-minggu awal putingku lecet & berdarah, dokter meresepkan salep ini untuk dioleskan. Katanya Kenalog ini aman walaupun tertelan. Setelah googling, aku jadi tahu kalau Kenalog in Orabase ini sebenarnya obat sariawan. Pada dasarnya kan sariawan itu luka juga, jadi sama dengan luka di puting. Tapi menelan Kenalog dalam jumlah banyak juga tidak baik, jadi aku pakainya dioles tipis-tipis saja. Alhamdulillah Kenalog ini sangat manjur! Kurang dari seminggu putingku sudah sembuh dari luka.

    Nah, itulah 5 hal yang sangat membantuku menghadapi berbagai tantangan menyusui. Apakah kamu ibu menyusui juga? Yuk share pengalamannya juga di kolom komentar! Apa saja sih hal yang bisa dijadikan alat untuk menghadapi tantangan menyusui?

    ***

    Sumber gambar:
    1. www.pricenia.com
    2. www.walmart.com
    5. www.mims.com

  • [THOUGHTS] Yang Di-hide, Lalu Terlupa

    [THOUGHTS] Yang Di-hide, Lalu Terlupa

    Aku orangnya kepo. Juga mudah ‘tersentil’. Bukan paduan yang baik, tapi memang begitu adanya. Pada suatu titik di kehidupan, ngepoin orang-orang tertentu di Facebook jadi semacam kegiatan harianku. Tiada hari tanpa kepo. Walaupun kadang keponya bikin sakit hati, tapi tetep aja aku kepo. Adiktif banget rasanya waktu itu.

    Kemudian aku mendewasa & sadar kalo kepo itu gak sehat. Jadi langkah yang aku ambil supaya bisa berhenti kepo adalah meng-unfriend beberapa orang & meng-hide yang lainnya dari timeline. Ternyata efektif juga.

    Lalu kemarin salah seorang yang aku hide dari timeline, yang sebenernya memang jarang berinteraksi juga sama aku, muncul di notifikasi karna dia nge-like sesuatu yang baru aja aku share.

    “Lho aku masih temenan sama dia?” adalah hal pertama yang muncul di pikiranku.

    And just like that, aku mulai ngepoin dia lagi.