5 Tips Jenius Mengelola Keuangan Pribadi

Seperti yang sudah beberapa kali aku ceritakan di blog ini, aku adalah seseorang yang sangat buruk dalam mengatur keuangan. Salah satu resolusiku di tahun 2019 ini adalah untuk memperbaiki diri dalam hal keuangan. Aku mulai rajin baca buku dan artikel tentang pengelolaan keuangan; aku juga mulai follow akun-akun medsos yang sering memberi tips keuangan. Dalam 2 bulan intensif belajar dan baca sana-sini, aku bisa menarik kesimpulan dari semuanya dan memasukkannya ke dalam 5 tips jenius mengelola keuangan pribadi berikut ini.

1. Memisahkan Keuangan Pribadi dari Keuangan Rumah Tangga dan Keuangan Bisnis

Tips yang pertama ini sepertinya disarankan oleh semua sumber yang aku baca. Pencatatan dan pengelolaan keuangan pribadi wajib terpisah dari keuangan rumah tangga dan bisnis. Tujuannya adalah supaya tidak jadi kacau dan acak-acakan. Dalam prakteknya sih pasti ada saja kecampurnya ya, tapi pastikan bahwa kecampurannya itu tercatat juga.

2. Membuat Akun Terpisah untuk Keperluan Berbeda

Setelah memisahkan keuangan pribadi dari keuangan lainnya, langkah selanjutnya adalah membuat akun atau rekening terpisah untuk keperluan berbeda. Prita Ghozie, seorang konsultan keuangan, menyarankan kita untuk memiliki setidaknya 3 rekening:

  • Rekening 1 sebagai rekening operasional untuk pos pengeluaran rutin.
  • Rekening 2 untuk pos pengeluaran jaga-jaga dan untuk tabungan serta investasi.
  • Rekening 3 untuk gaya hidup (sisa dari rekening 1 dan 2)

Dengan memisahkan rekening untuk keperluan yang berbeda, kita bisa lebih mudah memantau pengeluaran dan juga bisa menekan boros karena masing-masing sudah ada alokasinya.

3. Jangan Lupakan Sedekah

Sedekah dan zakat ini walaupun porsinya kecil tapi seringkali terlupakan, padahal ini adalah hal yang penting dan wajib dilakukan. Jadi, setiap kita menerima uang (gaji/honor/pendapatan tidak tetap/dll.) sebaiknya yang paling pertama kita lakukan adalah mengeluarkan sedekah. Sekarang ini sudah banyak badan amal yang menerima zakat dan sedekah melalui transfer bank, jadi lebih mudah kan?

4. “Menghabiskan” Semua Uang Tanpa Sisa

Tips ini aku dapatkan dari buku berjudul Ladies, Belanjakan Saja Uangmu! tulisan Ai Nur Bayinah, seorang dosen akuntansi syariah di salah satu sekolah tinggi di Depok. Maksudnya “menghabiskan uang” di sini adalah dengan mengalokasikan setiap rupiah untuk keperluan tertentu, atau istilah populernya adalah budgeting alias anggaran.

Budgeting ini memang gampang-gampang susah. Teorinya sih aku sudah khatam, tapi prakteknya sedikit lebih sulit. ZAP Finance dalam akun Instagram-nya menyarankan strategi 6 bulan menuju anggaran ideal, yaitu:

  • Bulan 1: Catat semua pengeluaran kita dalam sebulan
  • Bulan 2: Utak-atik angkanya. Atur-atur pos mana yang dijadikan prioritas, pos mana yang bisa dihemat dengan mencari alternatif yang lebih murah (misalnya makan di warung tenda alih-alih di restoran), dsb.
  • Bulan 3: Rancang anggaran baru. Idealnya adalah 10% untuk dana darurat, 50% untuk biaya hidup, 20% untuk menabung dan investasi, dan 20% untuk hiburan dan gaya hidup.
  • Bulan 4: Try out alias mencoba anggaran yang sudah dibuat. Kalau masih dirasa berat, jangan terlalu dipaksakan. Berikan keringanan misalnya dengan mengurangi pos dana darurat dan investasi menjadi masing-masing 5%.
  • Bulan 5: Menyesuaikan rancangan anggaran dengan hasil percobaan.
  • Bulan 6: Mulai konsisten dan disiplin.

Budgeting ini erat kaitannya dengan tips no 2 tadi. Jadi setelah membuat anggaran, segera bagi dana ke rekeningnya masing-masing.

Aku sejauh ini masih tertahan di bulan 5, yang bikin balik lagi ke bulan 2, ke bulan 3, bulan 4, bulan 5, eh balik lagi ke bulan 2. Hehehe… Jangan ditiru ya ?

5. Memanfaatkan Promo dengan Maksimal

Kalau untuk urusan promo ini mungkin semua orang sudah tahu ya, apalagi ibu-ibu. Dulu, ibuku rajin baca koran hari Jumat karena biasanya promo akhir pekan diiklankan di situ. Beliau akan memilih toko mana yang pekan ini memangkas harga barang yang sedang beliau butuhkan. Jadi ibuku tidak pernah setia dengan satu toko karena semuanya bergantung pada promo akhir pekan. Kalau jaman sekarang sih enak ya, informasi promo sepertinya tidak perlu kita cari karena justru informasinya yang mendatangi kita lewat iklan-iklan di Instagram atau di Facebook. Bahkan ada promo yang berlangsung sepanjang bulan, jadi nggak harus menunggu akhir pekan dulu.

Nah, begitulah 5 tips mengelola keuangan pribadi yang aku simpulkan dari materi belajarku. Cukup sederhana ya kalau dilihat, tapi dalam prakteknya pasti ada saja penghalang dan godaannya. Untuk memudahkan kita dalam mengelola keuangan pribadi, ada baiknya kita memanfaatkan beberapa tools.

Jenius, Banking Reinvented

Dalam proses belajarku dalam mengelola keuangan, tools yang paling membantuku adalah Jenius. Aku sudah pernah membahas tentang Jenius sebelumnya di tulisanku yang ini, tapi mungkin masih ada yang belum tahu Jenius itu sebenarnya apa sih? Apa yang membuat Jenius berbeda dari rekening bank biasa?

Aku sudah punya rekening bank sendiri sejak SD, tapi waktu itu dibuatkan oleh Ibu. Lalu ketika SMP akhirnya aku mencoba membuka rekening bank sendiri. Berhubung jadwal operasional bank terbatas, hanya di hari dan jam kerja, aku harus memanfaatkan hari ketika sekolah dibubarkan lebih cepat supaya bisa buka rekening. Begitu sampai di bank, aku masih harus mengantre. Jenius hadir untuk mematahkan kekakuan itu.

Dengan Jenius, kita hanya membutuhkan smartphone untuk melakukan semuanya. Mulai dari membuka rekening, transfer dana, top-up uang elektronik, dll., semuanya bisa kita lakukan dengan sentuhan jari dan koneksi internet, tanpa perlu ke bank.

Fitur Jenius yang Paling Membantu dalam Mengelola Keuangan Pribadi

Jenius bisa membantu kita dalam budgeting. Hanya dengan satu rekening, kita bisa memiliki total 8 pos untuk budgeting:

  • 1 kartu debit utama (m-Card) yang terhubung langsung dengan saldo utama di rekening Jenius
  • 1 kartu debit virtual (e-Card) dengan sistem top up yang bisa kita gunakan untuk belanja online
  • 3 kartu debit tambahan (x-Card) dengan sistem top up
  • 1 tabungan (Flexi Saver) yang bisa kita tambah dan tarik kapan saja
  • 1 tabungan berjangka (Dream Saver) yang bisa kita atur untuk memotong saldo utama secara otomatis tiap hari/minggu/bulan
  • 1 akun deposito (Maxi Saver)

Jadi kita tidak perlu membuka rekening tambahan untuk keperluan yang berbeda. Cukup dengan memiliki satu rekening Jenius, kita bisa memisahkan dana kita ke berbagai “rekening” yang berbeda.

Selain itu, Jenius juga menggratiskan biaya transfer antarbank dengan kuota tertentu tiap bulannya. Jadi, kita bisa bersedekah dengan lebih nyaman, tinggal transfer saja langsung dari smartphone kita. Memudahkan sekali!

Lalu, Jenius juga punya promo menarik setiap harinya yang disebut Everyyay. Ada diskon makan di berbagai restoran, ada cashback untuk transportasi online, ada juga cashback untuk tiket nonton, dan masih banyak lagi promo lainnya. Pos pengeluaran gaya hidup bisa dihemat dengan memanfaatkan promo Everyyay ini.

Selain itu, Jenius juga aktif mendukung pengembangan diri dan bisnis anak muda melalui Jenius Co.Create. Mereka rutin mengadakan acara seperti talk show, workshop, dan kompetisi di bidang kreatif, keuangan, dan teknologi. Jadi Jenius ini bukan sekadar menyediakan produk perbankan saja, tapi juga mendukung kemajuan bangsa.

Aku sudah merasakan banget nih manfaat dari Jenius dalam pembelajaranku mengatur keuangan, kalau kamu bagaimana?

(Featured image dari Pixabay dan diedit seperlunya)

25 February 2019
Previous Post Next Post

1 Comment

  • Reply deddyhuang.com

    bermanfaat banget sih pakai jenius ini. aku juga pake mbak buat transaksi pembayaran.

    1 March 2019 at 3:07 PM
  • Leave a Reply

    You may also like